Senin, 26 Oktober 2015

Unsur Drama


a.    Tema
Tema merupakan sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita. Untuk bisa menentukan tema, seseorang perlu mengetahui minimal tiga unsur cerita, yaitu rangkaian cerita, setting, dan tokoh-tokoh yang mendukung cerita bersama karakternya (Satoto, 2012)
b.    Plot
Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari satu permulaan (beginning) melalui suatu pertengahan (middle) menuju suatu akhir (ending). Dalam drama, bagian-bagian ini dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi (denouement) (Kosasih,2012).
1)   Eksposisi suatu lakon atau cerita yang menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan tokoh, menyatakan situasi suatu cerita; mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan adakalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.
2)   Komplikasi bertugas mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini. Pengarang dapat mempergunakan teknik flash-back atau sorot balik untuk memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi atau untuk memberikan motivasi bagi aksi-aksinya.
3)   Resolusi hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya didalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.
c.    Penokohan (Karakterisasi atau Perwatakan)
Karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita seperti ketika ada orang yang bertanya; “Berapa karakter yang ada dalam cerita itu?”. Konteks kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu (Kosasih, 2012).
Tokoh-tokoh dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut :
1)        Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil). Tokoh ini mempunyai pendirian yang bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk menegaskan tokoh lain itu.
2)        Tokoh idaman (the type character). Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang gagah, berkeadilan, atau terpuji.
3)        Tokoh statis (the static character). Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa perubahan, mulai dari awal hingga akhir cerita.
4)        Tokoh yang berkembang. Tokoh ini mengalami perkembangan selama cerita itu berlangsung. Misalnya tokoh yang awal ceritanya sangat setia, secara cepat berkembang dan berubah menjadi tidak setia, menjadi orang yang berkhianat pada akhir cerita
d.    Dialog
Ciri khas drama adalah naskah tersebut berupa dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh. Ragam bahasa dalam dialog tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis maka diksi hendaknya dipilih sesuai dengan dramatic-actiondari plot yang ada (Kosasih, 2012:). Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
1)        Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah dipergunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
2)        Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan ilmiah
e.    Latar
Istilah latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu kejadiannya peristiwa. Bagian dari teks dan hubungan yang mendasari suatu lakuan (action) terhadap keadaan sekeliling. Latar adalah keterangan mengenai tempat, ruang, dan waktu didalam naskah drama (Kosasih, 2012).
1)             Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama.
2)             Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama.
3)             Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama misalnya dalam budaya masyarakat betawi, melayu, sunda.
f.     Amanat
Pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita. Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan (Satoto, 2012).

Tidak ada komentar: