Sabtu, 24 November 2012

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Citra Merek

Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi hal-hal tersebut, yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Sebuah merek merupakan janji pemasar untuk menjanjikan sebentuk fitur, manfaat dan layanan kepada pembeli secara konsisten. Merek dapat disampaikan dalam 6 level pengertian (Kotler, 2000) yaitu:
1.      Atribut                  : sebuah merek membawa atribut-atribut tertentu
2.      Manfaat                 : atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan/emosional.
3.      Nilai                        : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produk.
4.      Budaya                  : merek dapat mewakili sebuah budaya tertentu.
5.      Kepribadian          : merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6.      Pengguna                : merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Penciptaan sebuah merek mengimplikasikan pengkomunikasian sebuah citra merek (brand image) tertentu melalui cara-cara tertentu, kepada target pasar yang mengkaitkan sebuah merek dengan seperangkat asosiasi tertentu.
Meenaghan (1995) berpendapat bahwa sebuah produk adalah sesuatu yang bersifat fisik, sementara merek tidak memiliki penampakan fisik, tetapi ia nyata sebagaimana produk. Merek muncul seperti sebuah mitos di dalam imajinasi konsumen.
Citra merek mengacu pada schematic memory dari sebuah merek, yang meliputi interpretasi target pasar pada atribut produk, manfaat, situasi penggunaan, pengguna dan karakteristik perusahaan. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang kita pikirkan dan rasakan ketika kita mendengar atau melihat suatu nama merek. Seberapa kuat suatu citra merek? Untuk sebagian besar konsumen merek-merek seperti Coca-Cola, Mc Donalds, Oil of Olay, Microsoft dan Calvin Klein dapat membangkitkan pola yang kaya akan arti dan perasaan (Hawkins, Best & Coney, 1998)
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) ketika seorang konsumen tidak mempunyai pengalaman dengan sebuah produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang terkenal adalah bagus dan bernilai  serta secara tidak langsung memberikan jaminan akan kualitas, keandalan dan jasa pelayanan yang baik.

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkannya. Dengan mempelajari perilaku membeli, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan; dankemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keutusan membeli adalah berbeda-beda untuk masing-masing orang, disamping jenis produk dan saat pembeliannya pun berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah:(Swastha, 1997).


a.       Kebudayaan
Kebudayaanadalah simbol dan fakta kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b.       Kelas Sosial
Fakor sosio kultural yang mempengaruhi keputusan membeli adalah kelas sosial dalam masyarakat. Golongan atas cenderung untuk membeli barang-barang kelas atas juga.
c.       Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasai kelompok tersebut baik tingkah laku fisik maupun mentalnya. Termasuk kelompok referensi kecil adalah: tetangga, teman kerja dan lain-lain.
d.      Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga dalam membeli suatu barang berganti-ganti atau berbeda tergantung peruntukkan jenis barangnya. Anak-anak seringkali tidak mau menerima apa yang dipilhkan oleh orang tuanya.

e.       Pengalaman
.Pengalaman dapat mempengaruhi pengatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat mendapatkan pengalaman.
f.       Kepribadian
Kepribadian merupakan polas sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Variabel-variabel yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang adalah: aktivitas, minat, dan opini
g.      Sikap dan kepercayaan
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap.
h.      Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, pada saat yang sama dia mempunyai gambaran tentang diri orang lain. Misalnya orang yang mengkonsepkan dirinya sebagai pria macho akan sangat mudah dibujuk untuk membeli produk-produk yang berbau macho.
Di sisi lain tujuan komunikasi pemasaran, respon khalayak, dan tahap-tahap dalam proses pembelian memiliki keterkaitan tersendiri

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkannya. Dengan mempelajari perilaku membeli, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan; dankemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keutusan membeli adalah berbeda-beda untuk masing-masing orang, disamping jenis produk dan saat pembeliannya pun berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah:(Swastha, 1997).


a.       Kebudayaan
Kebudayaanadalah simbol dan fakta kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b.       Kelas Sosial
Fakor sosio kultural yang mempengaruhi keputusan membeli adalah kelas sosial dalam masyarakat. Golongan atas cenderung untuk membeli barang-barang kelas atas juga.
c.       Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasai kelompok tersebut baik tingkah laku fisik maupun mentalnya. Termasuk kelompok referensi kecil adalah: tetangga, teman kerja dan lain-lain.
d.      Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga dalam membeli suatu barang berganti-ganti atau berbeda tergantung peruntukkan jenis barangnya. Anak-anak seringkali tidak mau menerima apa yang dipilhkan oleh orang tuanya.

e.       Pengalaman
.Pengalaman dapat mempengaruhi pengatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat mendapatkan pengalaman.
f.       Kepribadian
Kepribadian merupakan polas sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Variabel-variabel yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang adalah: aktivitas, minat, dan opini
g.      Sikap dan kepercayaan
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap.
h.      Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, pada saat yang sama dia mempunyai gambaran tentang diri orang lain. Misalnya orang yang mengkonsepkan dirinya sebagai pria macho akan sangat mudah dibujuk untuk membeli produk-produk yang berbau macho.
Di sisi lain tujuan komunikasi pemasaran, respon khalayak, dan tahap-tahap dalam proses pembelian memiliki keterkaitan tersendiri

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkannya. Dengan mempelajari perilaku membeli, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan; dankemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keutusan membeli adalah berbeda-beda untuk masing-masing orang, disamping jenis produk dan saat pembeliannya pun berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah:(Swastha, 1997).
a.       Kebudayaan
Kebudayaanadalah simbol dan fakta kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b.       Kelas Sosial
Fakor sosio kultural yang mempengaruhi keputusan membeli adalah kelas sosial dalam masyarakat. Golongan atas cenderung untuk membeli barang-barang kelas atas juga.
c.       Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasai kelompok tersebut baik tingkah laku fisik maupun mentalnya. Termasuk kelompok referensi kecil adalah: tetangga, teman kerja dan lain-lain.
d.      Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga dalam membeli suatu barang berganti-ganti atau berbeda tergantung peruntukkan jenis barangnya. Anak-anak seringkali tidak mau menerima apa yang dipilhkan oleh orang tuanya.

e.       Pengalaman
.Pengalaman dapat mempengaruhi pengatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat mendapatkan pengalaman.
f.       Kepribadian
Kepribadian merupakan polas sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Variabel-variabel yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang adalah: aktivitas, minat, dan opini
g.      Sikap dan kepercayaan
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap.
h.      Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, pada saat yang sama dia mempunyai gambaran tentang diri orang lain. Misalnya orang yang mengkonsepkan dirinya sebagai pria macho akan sangat mudah dibujuk untuk membeli produk-produk yang berbau macho.
Di sisi lain tujuan komunikasi pemasaran, respon khalayak, dan tahap-tahap dalam proses pembelian memiliki keterkaitan tersendiri

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Alat Analisis Perilaku Konsumen

Seluruh kegiatan manajemen pemasaran dikonsentrasikan pada tujuan utamanya, yaitu kepuasan konsumen. Karena itu feedback dari konsumen merupakan  informasi penting bagi manajemen untuk dipakai dalam pengambilan keputusan. Salah satu alat analisis perilaku konsumen adalah pentahapan keputusan konsumen.
Tahapan dalam suatu keputusan membeli pada umumnya melalui proses-proses sebagai berikut: (Umar,2000)
a.       Tahap-1: Pengenalan Masalah. Pada situasi ini seseorang menaydari bahwa ia mempunyai suatu masalah atau suatu kebutuhan.
b.      Tahap-2: Pencarian informasi . untuk mengatasi masalah di atas ia mencari informasi lebih banyak, misalnya lewat majalah, surat kabar,d an lain-lain.
c.       Tahap-3: Evaluasi Alternatif. Pada tahap ini calon pembeli menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan-pilihan produk yang tersedi di pasaran.
d.      Tahap-4: Keputusan Pembelian. Pada tahap ini konsumen sesungguhnya melakukan tindakan sesungguhnya pembelian terhadap suatu produk
e.       Perilaku Setelah Pembelian: pada tahap ini konsumen akan melakukan tindakan lebih jauh, setelah pembelian dilakukan, berdasarkan tingkat kepuasannya.

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Teori Sosiologis Dalam Perilaku Konsumen

Teori sosiologis disebut juga teori psikologi sosial dikemukakan oleh Thorstein Veblen, adalah lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, teori ini mengutamakan perilaku kelompok. Perusahaan harus bisa menentukan mana diantara lapisan-lapisan sosial  yang memiliki pengaruh paling besar terhadap peningkatan akan produk atau jasa yang dihasilkan (Swastha dan H. Handoko,1987)

Judul Skripsi Manajemen; Teori Psikologis Dalam Perilaku Konsumen

Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan. Artinya, manusia selalu didorong oleh kebutuhan dasarnya, yang timbul sebagai bagian dari pengaruh lingkungan sekitarnya, serta nampak pada kegiatannya di waktu sekarang, tanpa mengabaikan pengaruh lampau atau antisipasinya di masa mendatang. Karena proses mental tidak diamati secara langsung, maka proses mental diantara input dan output digambarkan sebagai’black box’.
Teori psikologis secara garis besar diabagi dalam dua bagian, yaitu teori belajar dan teori psikoanalitis :
a.   Teori belajar (Learning theory)
Teori belajar didasarkan atas empat komponen pokok, yaitu Drive (dorongan), Cue (petunjuk), responses (tanggapan), dan reinforcement (penguatan). Drive yang sering disebut kebutuhan atau motif adalah stimuli kuat dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak, dan dapat dibedakan dalam dorongan yang bersifat fisiologis maupun proses belajar. Cue merupakan stimuli yang lebih lemah yang akan menentukan kapan, di mana, dan bagaimana tanggapan subyek.Responses akan tergantung dari Cue tersebut dan petunjuk-petunjuk lain. Reinforcement terjadi bila perilaku individu terbukti dapat memperoleh kepuasan. Ini berarti perilaku inidividu yang sama akan berulang jika reinforcement positif dan tidak akan mengulang jika negatif.
Teori yang dapat menjelaskan penafsiran dan peramalan proses belajar konsumen adalah Stimulus Response Theory, Cognitive Theory, dan Gestalt and Field Theory.
Stimulus response theory (teori rangsangan tanggapan). Menurut teori ini proses belajar merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapi (Swastha dan H. Handoko,1987). Lebih jelasnya proses belajar timbul apabila seseorang bereaksi terhadap stimulus tertentu dan kemudian ia mendapatkan imbalan berupa pemuasan kebutuhan apabila reaksinya tepat, tetapi apabila tidak, maka ia mendapatkan hubungan. Rangsangan itu diulang-ulang sampai mendapatkan tanggapan yang benar secara terus-menerus, sehingga akhirnya muncul suatu kebiasaan dan perilaku tertentu.
Cognitive Theory (teori kesadaran). Menurut teori ini, proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor sikap, keyakinan, pengalaman masa lalu,dan pemahaman cara bagaimana mencapai tujuan tertentu. Seseorang dapat menggunakan kemampuan berpikirnya untuk mengerti problem tertentu sekalipun tidak ada preseden-preseden historis pada pengalaman orang yang bersangkutan. Proses pemikiran seseorang sangat menentukan dalam pembentukan pola perilakunya.
Gestalt dan Field Theory (teori bentuk dan ruang). Teori ini menekankan pentingnya interaksi manusia dengan ruang hidupnya, atau lebih khusus lagi dengan lingkungan psikologisnya. Teori ini memandang bahwa proses pengamatan, pengalaman masa lalu, dan pengarahan tujuan merupakan variabel yang menimbulkan perilaku.
b.  Teori Psikoanalitis
Teori psikoanalitis didasarkan pada teori psikoanalisa dari Sigmund Freud yang menekankan pada alam bawah sadar dari kepribadian dan sebagai akibat dari konflik di masa kecil, konflik tersebut berasal dari tiga komponen kepribadian yaitu id, ego, dan superego (Assael,1998). Menurut Freud, perilaku manusia ini adalah merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia yaitu (Dharmesta dan Handoko, 2000) :

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Teori Mikro Ekonomi

Teori ekonomi klasik dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik termasuk Adam Smith yang menyatakan bahwa manusia di dalam segala tindakannya didorong oleh kepentingannya sendiri. Sedangkan Jeremy Bentham memandang manusia sebagai mahluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung rugi, akan didapat segala tingkah laku yang akan dilakukan. Teori tersebut kemudian disempurnakan oleh ahli-ahli neoklasik, yaitu teori kepuasan marjinal oleh William S. Jevono, Alfred Marshal, Karl Menger, serta Leon Walras. Teori kepuasan marjinal yang kemudian lebih dikenal sebagai teori kepuasan modern dikembangkan oleh Alfred Marshal. Teori ini menyebutkan bahwa setiap konsumen akan mendapatkan kepuasan yang maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang sangat lama, bila ia telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama. Dalam hal ini, kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar dengan marjinal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan yang cermat terhadap konsekuensi dari setiap pembelian. Namun teori dari Marshal ini memiliki kelemahan dimana kenyataan seseorang yang akan membeli sebuah barang tidak akan menghitung secara teliti marjinal utility dari suatu barang, dan kemudian membandingkan marjinal utility barang lain. Jadi, teori Marshal ini hanya memperhatikan faktor-faktor ekonomi saja dan tidak memperhatikan faktor psikologis dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen (Swastha dan H. Handoko,1987).

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Perilaku Konsmen

Keberhasilan program pemasaran dipengaruhi oleh pemahaman akan perilaku  konsumen. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengembangkan program dan strategi pemasaran dengan lebih cepat. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan (Engel J.F, dkk, 1994).
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang dilakukan oleh individu-individu dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau menghabiskan barang dan jasa (Loudon, et.al, 1988).
Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu Proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, mempergunakan barang dan jasa ekonomis.
Analisis perilaku konsumen dapat membantu manajer dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian strategi pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan perusahaan seperti laba, market share dan sebagainya. Analisis dan implementasinya tergantung pada pemahaman atas proses pembelian dan faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen. Analisis perilaku konsumen yang realistik tidak hanya mengamati bagian yang tampak saja, tetapi hendaknya menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat diamati, yang selalu menyertai pembelian. Kaitannya dengan keputusan membeli dan memakai suatu barang atau jasa, maka pemahaman akan perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan mengenai siapa, di mana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi apa membeli barang atau jasa (Swastha dan H. Handoko,1987).
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survai (Tjiptono, 1998)
Untuk mengetahui perilaku konsumen suatu produk yang dibidik oleh produsen maka dilakukan riset pemasaran. Pada prinsipnya konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang memerlukan sarana pemuas tertentu (produk). Untuk itu, konsumen akan mencari produk yang paling sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut secara efektif dan efisien. Ada perbedaan cukup mendasar antara kebutuhan, keinginan,dan permintaan. (Santoso, 2004).
a.               Kebutuhan adalah suatu keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan melekat pada sifat dasar manusia, contohnya orang butuh makanan ,pakaian, perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri dan beberapa aspek dasar lainnya.
b.              Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.Orang dapat saja memiliki kebutuhan yang sama, nammun keinginannya berbeda-beda. Misal ada tiga orang yang butuh makan, tetapi si A ingin makan sate ayam, si B ingin pizza, sedangkan si C ingin makan nasi goreng.
c.               Permintaan adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung dengan daya beli. Banyak orang ingin memiliki sedan BMW, tetapi hanya sedikit yang mampu dan mau membelinya.
Setiap produsen selalu mengharapkan bahwa produk yang dibuatnya sesuai dengan selera pasar (konsumen) sehingga terjadi adanya transaksi (pertukaran) di antara keduanya. Adanya transaksi (pertukaran) tidak berarti proses berhenti begitu saja. Produk yang telah dibeli akan digunakan dan dievaluasi, yaitu apakah memuaskan bagi konsumen atau tidak.Hal ini lah yang akan menentukan apakah akan ada proses pembelian ulang berikutnya atau tidak. Di sinilah peranan riset pasar, yaitu untuk dapat memberikan informasi mengenai kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen serta mengidentifikasi kepuasan konsumen pengguna produk.

Judul Skripsi Kedokteran: Pengaruh Sampah terhadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Ada dua hal pengaruh pengelolaan sampah yaitu:
1.      Pengaruh positif
a.       Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
b.      Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
c.       Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
d.      Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
e.       Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
f.       Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat.
g.      Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.
h.      Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain (Budiman Chandra, 2007: 121-122).
2.      Pengaruh negatif
a.       Polusi udara berupa bau yang sangat menyengat akibat proses pembusukan bahan organik. Polusi bau terjadi mulai dari sumber sampah, kemudian di sepanjang jalan dari sumber sampah ke TPA dan lokasi TPA itu sendiri.
b.      Polusi udara berupa asap. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pembakaran sampah. Dampaknya juga berakibat ke pencemaran bau, pandangan terhalang, serta partikulat karbon melayang di udara yang akan membahayakan kesehatan paru-paru.
c.       Polusi air berupa keluarnya air leachate akibat air hujan mencuci sampah yang sudah busuk serta segala kotoran yang terjerap di dalamnya. Air tersebut ada yang mengalir di permukaan tanah yang dampaknya mengotori jalan dan kampung sehingga menimbulkan bau dan penyakit.
d.      Polusi terhadap tanah yang menyebabkan tanah bekas TPA akan dijenuhi garam-garam mineral sehingga tingkat salinitasnya sangat tinggi. Membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkannya kembali untuk tujuan lahan pertanian.
e.       Ditinjau dari aspek sosial ekonomi, seluruh areal hamparan TPA dalam radius 2 km, termasuk jalan menuju TPA dikategorikan sebagai daerah polusi. Dampaknya adalah harga jual tanah di daerah tersebut menjadi turun (Sudradjat, 2006: 71-72).

Judul Skripsi Kedokteran: Prevalensi

Prevalensi adalah salah satu cara untuk mengukur frekuensi, penyakit, atau morbiditas. Prevalensi menghitung semua kasus yang ada pada periode waktu tertentu, jadi kasus lama dan baru akan terhitung. Prevalensi digunakan pada survei cross-sectional untuk mencari penyakit kronis. Menurut Juli Soemirat (1996: 27) Prevalensi dapat dihitung sebagai berikut:
Prevalensi = jumlah penderita pada waktu tertentu X Faktor
                   _____________________________
                   Jumlah populasi penyandang resiko 

dengan nilai faktor 1

Judul Skripsi Sosiologi: Tinjauan tentang Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian masyarakat, maka ciri-ciri masyarakat itu sendiri adalah:
1.      Kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu).
2.      Menempati suatu wilayah tertentu.
3.      Terdapat sistem yang berlaku dan telah disepakati bersama.
4.      Terdapat interaksi antar sesamanya ( http://id.answers.yahoo.com, diakses 14 agustus 2008: 13:00).

Judul Skripsi Kedokteran: Pencemaran Air dan Tanah

1.      Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Bila suatu sumber air mengalami pencemaran yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersebut telah tercemar (Ricki M. Mulia, 2005: 46-47).
2.      Pencemaran Tanah
Pengertian pencemaran tanah tidak jauh berbeda dengan pencemaran udara dan air, tanah pun dapat mengalami pencemaran. Walaupun banyak jenis tanah mempunyai kemampuan mengasimilasi dan menetralisir bahan pencemar, namun tanah juga dapat mengalami penurunan kualitasnya, tanah tidak dapat lagi memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia secara optimal (Ricki M. Mulia, 2005: 89).

Judul Skripsi Kedokteran: Arti dan Hubungan Penyakit terhadap Kesehatan Manusia

Secara umum yang dimaksud dengan penyakit adalah segala sesuatu yang menimbulkan masalah terhadap kesehatan manusia sehingga manusia tidak dapat bekerja dengan baik (Ichsan, 1994: 62).
1.      Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit terdiri dari 2 golongan yaitu:
a.       Penyebab yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri. Hal ini berupa kelainan dari dalam tubuh manusia. Misalnya, perubahan pada kelenjar hormone yang dapat menimbulkan penyakit seperti Basedow, kencing manis, akromegali, dan sebagainya.
b.      Penyebab penyakit dari luar manusia yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1)      Keadaan mekanis, seperti luka akibat kena benda tajam, tertembak, patah tulang karena jatuh, dan sebagainya.
2)      Keadaan fisik, misalnya susu yang tinggi, terbakar, tersiram air panas, kena aliran listrik, dan sebagainya.
3)      Keadaan bahan kimia yang terlalu banyak mencemari bahan makanan, minuman, atau lingkungan seperti keracunan makanan, gas, dan sebagainya.
4)      Terkena infeksi jasad renik (bakteri, hewan bersel satu, jamur, rickersia dan virus), dan jasad makro (cacing, serangga, dan lain-lain).
5)      Kekurangan unsur-unsur tertentu dalam makanan, misalnya air kurang mengandung flour dapat menimbulkan kerusakan gigi (carries).
6)      Keadaan kejiwaan, misalnya terkejut secara hebat, rasa takut yang terus-menerus (Ichsan, 1994: 63).
2.      Cara Penularan Penyakit
Menurut Notoatmodjo (1996: 35-36), penularan penyakit dapat melalui berbagai cara, antara lain:
a.       Kontak (contact)
Dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
b.      Inhalasi (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara/ pernapasan. Oleh karena itu, ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding), dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting di dalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara sering kali disebut “air borne infection” (penyakit yang ditularkan melalui udara).
c.       Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan atau minuman.

d.      Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.

Judul Skripsi Kedokteran: Masalah Pengadaan Air

Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Yang disebut secara umum dengan pengadaan air bersih adalah meliputi penyediaan sumber-sumbernya, pengolahan air menurut prinsip sanitasi, penyaluran kepada konsumen, maupun pengawasan kualitas airnya. Dengan pengertian pengadaan air bersih adalah air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga (air minum), rumah tangga maupun umum (Slamet Ryadi, 1986: 42).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 – 200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Budiman Chandra, 2007: 39).
Masalah pengawasan kualitas air dapat dimonitor melalui prosedur pemeriksaan secara berkala baik dari segi biologis, khemis, maupun fisis.
1.      Syarat-syarat Air Bersih
Agar manusia tidak menerima akibat buruk dari penggunaan air, maka harus mengenal syarat-syarat air yang dapat digolongkan sebagai air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Notoatmodjo (1996: 153) pada dasarnya air dikatakan air bersih, apabila telah memenuhi 3 persyaratan:
a.       Syarat fisik, artinya air tersebut bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya.
b.      Syarat bakteriologis, harus terbebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Setelah melalui pemeriksaan, maka sekurang-kurangnya dalam 90% dari jumlah contoh air yang dikumpulkan tidak terdapat bakteri golongan coli.
c.       Syarat kimia, air harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
2.      Parameter Kualitas Air
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala makhluk yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia  yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (Juli Soemirat, 1994: 110).
Menurut Juli Soemirat, (1994: 111-117), parameter pengukuran kualitas air selalu dibagi kedalam beberapa bagian sebagai berikut:


a.       Parameter Fisis
1)      Bau
Bau pada air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air. Bau air bergantung dari sumbernya, dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air yang hidup maupun yang sudah mati.
2)      Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Bakteri juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya akan menambah kekeruhan air.
3)      Rasa
Air minum biasanya tidak memberi rasa / tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
4)      Temperatur
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa, menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran, mikroorganisme tidak berkembangbiak dan apabila diminum dapat menghilangkan dahaga.
5)      Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alas an estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mokroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa. Warna juga dapat berasal dari buangan industri.
b.      Parameter Kimia
1)      Air raksa (Hg)
Air raksa adalah metal yang menguap pada temperatur kamar. Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dalam hati, ginjal, limpa dan tulang. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan saraf pusat seperti kelainan kepribadian, pikun, imsomnia, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan.
2)      Aluminium (Al)
Aluminium adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu dapat diakumulasi dalam paru-paru, dapat pula menyebabkan iritasi kulit, selaput lender, dan saluran pernafasan.
3)      Arsen (As)
Arsen adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan, dan sangat toksik. As elemental di dapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, terdapat bersama-sama Cu, sehingga didapatkan sebagai produk sampingan pabrik peleburan Cu. Keracunan As pada manusia dapat menyebabkan muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dapat menyebabkan kematian.
4)      Barium (Ba)
Barium juga suatu metal, berwarna putih. Barium banyak terdapat di lingkungan. Dalam bentuk debu Ba dapat diakumulasi dalam paru-paru dan dapat menyebabkan fibrosis. Keracunan Ba dapat menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam. Pada fase akhir keracunan dapat terjadi kelumpuhan urat saraf.
5)      Besi (Fe)
Besi atau Ferrum adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Di alam terdapat sebagai hematite. Di air minum Fe menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Dalam dosis besar Fe dapat merusak dinding usus. Debu Fe dapat diakumulasi dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru.
6)      Fluorida (F)
Fluor adalah halogen yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih iritan daripada yang organik. Keracunan F menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis pada gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan yang disertai dengan dehidrasi, cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian.
7)      Cadmium (Cd)
Cadmium adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd sangat beracun bagi manusia, keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestinal dan penyakit ginjal.
8)      Kesadahan (CaCo3)
Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi disebabkan oleh sebagian besar oleh Calcium, Magnesium, Strontium, dan Ferrum. Masalah yang dapat timbul adalah sabun sulit membusa.
9)      Khlorida
Khlorida adalah senyawa halogen khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawa. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas.
10)  Khromium (Cr)
Khromium adalah metal kelabu yang keras. Cr tidak toksik, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif, menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lender. Inhalasi Cr dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru Cr dapat menimbulkan kanker.

11)  Mangan (Mn)
Mangan adalah metal kelabu kemerahan. Dalam air juga menyebabkan warna ungu atau hitam. Keracunan seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul imsomnia, lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng.
12)  Natrium (Na)
Natrium sangat reaktif, karenanya bila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan benda asing, tetapi tonisitasnya tergantung pada gugus senyawanya.
13)  Nitrat, Nitrit
Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI (Gastero Intestinal), Diare campur darah, disusul konvulsi koma, dan kematian. Keracunan khronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental.
14)  pH
Air minum sebaiknya netral, tidak asam atau basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat, dan korosi jaringan distribusi air minum. Air adalah bahan pelarut yang sangat baik, maka dibantu dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya.

15)  Seng (Zn)
Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Di dalam air dapat menimbulkan rasa kesat, dan dapat menyebabkan gejala muntaber. Seng menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir.
16)  Sianida (Cn)
Sianida adalah senyawa Sian (Cn) yang dikenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan menghambat pernapasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang merasa tercekik dan cepat diikuti oleh kematian.
17)  Sulfat
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan Magnesium atau Natrium. Jumlah MgSO­­4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare.
18)  Tembaga (Cu)
Tembaga sebetulnya diperlukan dalam perkembangan tubuh manusia tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI (Gastero Intestinal), SSP (Susunan Saraf Pusat), Ginjal dan hati. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur. 
19)  Timbal (Pb)
Timbal adalah metal kehitaman. Pb merupakan racun sistemik dan keracunan Pb akan menimbulkan gejala rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, anorexia, muntah-muntah, kelumpuhan, kebutaan dan lain sebagainya.
20)  Zat padat terlarut (TDS = Total Disolved Solid)
TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
1.      Hubungan  Air Kotor dengan Kesehatan
Menurut Ichsan (1979: 38-39), Air kotor adalah air yang sudah dicemari. Secara kimia mungkin air tersebut mengandung zat-zat kimia yang membahayakan. Secara bakteriologi, air tersebut mengandung berbagai bakteri penular penyakit. Secara fisik, air tersebut telah berubah, terutama warnanya. Air kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit yang biasa dikenal dengan “Water Borne Diseases”. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh air kotor antara lain:
a.       Penyakit Perut: Kholera/ Diare (muntah berak), Disentri, Thyphus
b.      Penyakit Cacing
c.       Penyakit Mata
d.      Keracunan

Judul Skripsi Kedokteran: Gambaran Umum Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah kiat untuk mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kesehatan serta efesiensi masyarakat melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk; sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan hygiens perorangan, mengorganisir pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan pencegahan serta membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik untuk dapat memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 1994: 10).
1.      Pengertian tentang Perilaku Kesehatan Individu/ Masyarakat
Perilaku kesehatan individu atau masyarakat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan individu, memilih makanan, sanitasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 1996: 124).
Kesehatan individu dan masyarakat adalah suatu upaya untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan individu (masyarakat) (Notoatmodjo, 1996: 10).
2.      Pengaruh Perilaku Kesehatan Individu terhadap Penyakit Infeksi
Tingkat kebersihan pribadi dan kebersihan makanan yang memadai dan dalam halnya pemaparan patogen akibat pekerjaan, penggunaan pakaian, alas kaki dapat memberi perlindungan terhadap infeksi (Duncan M, 1994: 82).