Selasa, 10 Juni 2008

TIPS DAN TRIK :MENENTUKAN JUDUL SKRIPSI HUBUNGAN INTERNASIONAL


Seringkali, selama saya menjadi konsultan jurusan Ilmu Hubungan Internasional menemukan banyak mahasiswa yang kesulitan dalam menentukan tema penelitian. Atau kadang kala menentukan sampai seberapa besar cakupan analisa. Hal ini sangat penting karena dengan menentukan tema atau judul yang sesuai dengan tingkatan analisa tepat maka anda akan lebih mudah menentukan rumusan masalah dan pembatasan penelitian. Jadi, sebenarnya untuk menentukan judul dalam ilmu Hubungan Internasional tidaklah sesulit yang mahasiswa bayangkan.
Berikut merupakan langkah yang harus anda lakukan ketika memilih tema atau judul kajian ilmu Hubungan Internasional
A.Bagaimana untuk mendapatkan judul yang sesuai dalam ilmu Hubungan Politik.
Untuk mendapatkan judul atau tema skripsi ilmu Hubungan Internasional maka saya sarankan anda harus membaca banyak referensi. Banyak referensi, tidak berarti tidak harus bersumber pada buku-buku atau jurnal yang membahas ilmu politik. Saya seringkali menemukan judul ilmu Hubungan Internasional yang kemudian saya angkat menjadi skripsi ketika membaca majalah-majalah seperti National Geography atau bahkan majalah wanita seperti Femina. Anda harus menyadari bahwa ilmu politik seperti ilmu Hubungan Internasional, dan ilmu-ilmu lainnya mempunyai keterkaitan. Jadi bisa saja, artikel yang membahas lingkungan hidup namun juga mempunyai muatan ilmu politik kalau anda cukup teliti untuk menangkap ide ini. Jadi, jangan mengkotakkan diri anda dalam sebuah ilmu yang anda pelajari selama kuliah saja. Banyak membaca berarti anda memperluas wawasan anda.
Langkah kedua untuk mencari ide judul skripsi adalah sharing dengan teman, atau dosen anda. Percakapan dengan teman yang anda lewatkan di kantin ataupun ketika dosen menyampaikan materi kuliah, terus keluar ide dan anda menangkapnya. Jadilah sebuah judul skripsi.
Untuk penerimaan judul biasanya ditentukan dari kebaruan dan kesulitan mengenai objek yang diteliti
B. Menentukan Wilayah Perilaku berpolitik
Perlu diingat bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari ilmu Politik. Jadi untuk mencari kajian apa dan bagaimana ilmu Hubungan Internasional maka dapat dikembalikan dalam esensi dari ilmu Politik itu sendiri. Jadi tema atau judul dalam ilmu Hubungan Internasional dapat di dasarkan pada kajian-kajian wilayah ilmu Politik. Ilmu Politik sendiri bersumber dari kajian yang memahami bagaimana keputusan-keputusan atau kebijakan otoratif dan sah dibuat dan dilaksanakan dalam suatu masyarakat (David Easton, 1957). Baik input, output maupun lingkungan; ke semuanya membentuk sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi (Mohtar Mas’oed 2001)
Berdasarkan bagan diatas maka kita dapat meletakkan topik tersebut di dalam wilayah proses input, output (kebijakan), maupun lingkungan. Berikut merupakan berbagai contoh tema yang dapat diangkat dalam menganalisa Hubungan Internasional
1.Input
Bentuk input dalam ilmu politik dibedakan menjadi dua yaitu tuntutan dan dukungan. Input dalam tuntutan disebabkan adanya ketidakpuasan atas`pemenuhan kepentingan yang terjadi dalam masyarakat, dengan demikian timbulnya input berupa dukungan disebabkan oleh adanya kepuasaan atas kepentingan yang terjadi dalam masyarakat. Namun bisa jadi input dukungan tersebut merupakan upaya untuk melanggengkan pemenuhan kepentingan. Tuntutan maupun dukungan tersebut dapat upaya untuk mendapatkan atau melanggengkan posisi status, prestise dan kekuasaan dalam sebagian ataupun keseluruhan masyarakat .
2.Output
Output dalam suatu sistem politik secara khas disebut dengan kebijakan. Jadi secara meluas, tema yang dapat diangkat dalam wilayah output adalah jalannya pelaksanaan, keefektifan serta implikasi kebijakan tersebut dalam struktur masyarakat .
3.Lingkungan
Untuk menciptakan proses dimana sistem tersebut berjalan maka dibutuhkan adanya lingkungan. Lingkungan dalam ilmu politik merupakan suatu penggambaran secara sistematik dari setiap bagian masyarakat yaitu baik struktur maupun fungsi dari masyarakat. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan internal atapun eksternal. Tema inilah yang paling banyak tidak dicermati mahasiswa sebagai tema dalam penelitian ilmu Hubungan Internasional padahal banyak bidang yang bisa dikaji, misalkan kebudayaan masyarakat setempat ataupun perbedaan kelembagaan negara yang mempengaruhi dalam perilaku berpolitik.
Ke semua bagian dalam sistem politik akan seperti yang diuraikan di atas dapat menjadi dasar kegiatan politik apa yang anda angkat sebagai judul skripsi ilmu Hubungan Internasional. Hal ini akan membantu anda dalam menentukan kegiatan politik mana yang akan dijadikan sebagai dasar judul dalam kajian ilmu Hubungan Internasional.

C.Menentukan Tingkatan Analisa
Langkah berikutnyan adalah menentukan tingkatan analisa. Untuk langkah ini maka kita dapat membagi berdasarkan tingkatan mana yang paling mempengaruhi dan dipengaruhi dari kebijakan tersebut. Untuk itu, tingkatan analisa menurut Mohtar Masoed umumnya dibagi menjadi tingkatan aktor, kelompok kepentingan dalam masyarakat, negara bangsa dan organisasi supranasional. Hal ini berarti anda tidak bisa terlepas dalam penjelasan di point nomor 1. Kalau anda bicara mengenai kegiatan politik pada wilayah input maka anda meletakkan dasar analisa pada tingkatan di mana paling mempengaruhi kebijakan tersebut. Misalkan kasus kebijakan yang dikeluarkan Hugo Chavez dalam misi Bolivarian di negara Venezuela maka ditimbulkan oleh adanya penggolongan kelas bawah dan atas, maka bila anda menganalisa mengapa kebijakan misi Bolivarian dikeluarkan oleh Hugo Chavez maka anda akan meletakkan analisa masyarakat kelas bawah di Venezuela. Lain halnya jika anda bicara mengenai kaum wanita yang berperan dalam kebangkitan kaum reformis di Iran maka anda cukup meletakkan dasar analisa hanya pada satu kelompok saja, tidak pada keseluruhan masyarakat.
Sedangkan kalau anda meletakkan analisa pada wilayah kegiatan output maka anda meletakkan dasar analisa pada tingkatan mana yang paling dipengaruhi kebijakan tersebut. Kita ambil contoh yang sama yaitu kebijakan dalam misi Bolivarian ternyata paling berpengaruh terhadap kalangan menengah ke atas yang dahulunya menjadi kaum elite politik dan memegang pengelolaan minyak bumi yang selama ini menjadi sumber penghasilan negara. Maka apabila anda menganalisa pengaruh kebijakan misi Bolivarian, anda akan meletakkan tingkat analisa pada kelas atas masyarakat Venezuela.

Kamis, 05 Juni 2008

Judul Skripsi Psikologi: Kajian Psikologi Kepribadian:Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstravert dan Intravert


Berdasarkan arti katanya, kepribadian berasal dari bahsa Yunani “persona’ yang berarti topeng (mask) karena pengertian kepribadian secara umum dianggap sebagai penampilan (Purwanto; 2000)Kepribadian merupakan gaya hidup individu atau cara serta karakteristik seseorang untuk bereaksi termasuk masalah-masalah hidup serta tujuan hidup (Adler dalam Hal dan Lindzey, 1993). Sementara Eysenck mendefinisikan kepribadian sebagai :
Personality is the sum total of actual or potential behavior patterns of organism as determined by heredity and environment; it originates and develops through the functional interaction of the four main sectors into which these behavior pattern are organized; the cognitive sector (intelligence); the conative sector (character); the affective sector (temperament) and the somatic sector (constitutions)
Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa kepribadian merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Kepribadian awal akan tumbuh melalui interaksi empat macam fungsional yaitu sektor kognitif (intelegensia), sektor konatif (karakter), sektor afektif (temperamen) dan sektor somatic (konstitusi). Pendekatan seperti yang dikemukakan Eysenseck dilandasi oleh penelitian ilmiah sehingga hasilnya lebih dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan pendekatan yang hanya menggunakan spekulasi atau intuisi klinis untuk mengabsahkan asumsinya.
Berbagai pendekatan lain dapat digunakan dalam menelaah kepribadian seperti pendektan faktor yang memandang kepribadian terdiri atas kumpulan “trait” dan tipe. Ada pula pendekatan psikoanalisis yang mendeskripsikan mengenai struktur serta sistem kepribadian, pendekatan yang bersifat eksperimental-korelasional serta pendekatan yang menekankan peramalan tingkah laku spesifik (Corsini dan Marsella, 1983).
Untuk selanjutnya maka landasan berpikir menentukan kepribadian dalam tipe ekstravert dan introvert dikaji berdasarkan pernyataan Eysenck
Karakteritik mendasar dari kepribadian terletak pada dimensi extroversion-introversion (Dimensi E) dan dimensi neurotic stable (dimensi N). Eysenck meyakini bahwa setiap orang pasti terletak pada suatu posisi dalam continuum kedua dimensi tersebut . Dimensi ketiga adalah dimensi psychotism (dimensi P) yang berbeda secara mendasar dari kedua dimensi tersebut pada kecenderungan kepribadian seseorang dalam menghadapi kestabilan emosi seseorang dalam kepribadiannya, maka tidak demikian halnya dengan dimensi P yang merujuk pada kecenderungan berpikir, berperasaan dan bertindak tanpa orientasi. Dimensi P ini kenyataanya jarang ditemui dalam populasi normal karena telaah Eysenck tentang dimensi ini lebih didasarkan pada kepribadian abnormal.
Dimensi E (ekstraversi-intraversi) merujuk pada kecenderungan kepribadian seseorang untuk menghadapi situasi sosial (Corsinii & Marsella, 1983). Eysenck dalam Wallace (1993) mengatakan bahwa dimensi ekstravert dan introvert merupakan dimensi yang palin penting dibandingan dengan dimensi tipe kepribadian lainnya, seperti dimensi neurotik-intravert, stabil-intravert, neurotik-ekstravert maupun stabil-ekstravert. Selain itu, menurut Jung dalam Purwanto (2000), kepribadian manusia pada dasarnya dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu ekstravert dan introvert.
Eysenck (dalam Aiken, 1993) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan ekstravert akan memiliki kecenderungan sebagai berikut: mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara, serta tidak menyukai belajar, membaca atau melakukan kegiatan sendirian. Selain itu, mereka juga menyukai keramaian, dan secara umum termasuk individu yang “meledak-ledak”. Mereka juga tidak segan-segan mengambil kesempatan yang datang kepadanya, tidak jarang mereka menonjolkan diri, dan seringkali bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Individu ekstravert sangat meyukai lelucon, mereka cepat tanggap dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan kepadanya serta menyukai perubahan. Mereka merupakan individu yang periang dan tidak terlalu memusingkan suatu masalah, optimis serta ceria. Mereka lebih suka melakukan suatu kegiatan daripada harus berdiam diri, cenderung agresif, mudah hilang kesabaran, kadang-kadang kurang dapat mengontrol perasaannya dengan baik, kadang-kadang mereka juga tidak dapat dipercaya.
Sebaliknya, seseorang dengan kecenderungan introvert akan memiliki karaktersitik antara lain: mereka tidak banyak bicara, malu-malu, mawas diri, lebih menyukai membaca dibandingkan bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung menjaga jarak kecuali dengan teman dekat mereka, memiliki rencana sebelum melakukan sesuatu serta tidak percaya akan faktor kebetulan. Mereka juga tidak menyukai sitiuasi keramaian, memikirkan masalah kehidupan sehari-hari mereka secara serius, serta menyukai keteraturan dalam hidup mereka. Individu introvert dapat memngontrol perasaan mereka dengan baik, jarang berperilaku agresif, serta tidak mudah hilang kesabaran. Mereka merupakan orang yang dapat dipercaya, sedikit pesimis , dan menempatkan standar etis yang tinggi dalam hidup mereka.


Rabu, 28 Mei 2008

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: LAYANAN PRIMA (COSTUMER CARE)


Ditempat kita bekerja, kita akan banyak berhubungan dengan orang lain. Mereka mungkin adalah atasan, rekan kerja, mitra bisnis, atau pelanggan kita. Pada dasarnya yang dimaksud layanan prima (customer care) adalah kemampuan maksimal seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dalam hal pelayanan. Memberikan pelayanan secara prima kepada pelanggan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, memamerkan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut memenangkan persaingan dan menjamin bahwa pelanggan akan memilihnya. Sepanjang ada dana untuk menyediakan fasilitas fisik, suatu perusahaan mampu bersaing karena benda-benda fasilitas bisa disediakan dan diadakan, misalnya perusahaan penerbangan bisa meyediakan pesawat mutakhir untuk para pelangan. Tetapi benda-benda mati tersebut tidak berarti apa-apa jika sentuhan manusia tidak dapat menghidupkan suasana kemewahan yang disajikan.

Yang dapat diberikan oleh petugas terhadap pelanggan merupaka hasil dari berbagai proses yang saling mendukung, antara lain manajemen yang membangun, meningkatkan, dan membentuk hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pihak-pihak lain diluar perusahaan . upaya ini meliputi bagian-bagian yang menyeluruh pada sistem perusahaan, dan upaya memberikan pemenuhan tertinggi kepada pihak-pihak yang berhubungan dengannya.
Layanana prima adalah upaya maksimal yang diberikan oleh petugas layanan dari suatu perusahaan industri jasa pelayanan dari suatu perusahan industri jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga tecapai suatu kepuasan.
Tujuan dasar dari layanan prima adalah untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan industri jasa pelayanan tersebut. Upaya-upaya peningkatan ini bisa diterapkan pada sistem operasi, bentuk dan desain barang cetakan, tata ruang, temperatur udara diruang tunggu, kecepatan dan ketepatan menyelesaikan transaksi, dan lain-lain, dalam skala makro atau mikro.

Hal-hal yang terkait dengan pelayanan prima adalah sebagai berikut :
 Mampu melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar komuniksi: bahwa komuniksi merupakan kegiatan dasar manusia dan cara memahami komunikasi dipandang sebagai suatu proses berkomunikasi, yang meliputi attending (kehadiran orang yang diajak berkomunikasi), listening (kemampuan mendengarkan dan menganalisis dengan cepat apa yang dibicarakan lawan bicara), observing (mampu meneliti pembicaraan), clarifying ( mampu mengklarifikasikan komunikasi), dan responding ( mampu memberikan tanggapan terhadap komunikasi).
 Mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
 Mampu bekerja dalam pelayanan secara individu maupun dalam kelompok.
 Mampu berkomuniksi dalam konsep A3, yaitu attitude (sikap dalam berkomunkasi), attention ( mampu memberikan perhatian saat berkomunikasi), dan action (melakukan tindakan dalam komunikasi).

PELANGGAN MEMBELI PELAYANAN, BUKAN PRODUK

Futurolog John Naisbitt menggemparkan dunia melalui gagasannya dalam menggambarkan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dibumi dalam dekade ini. Tokoh ini menurunkan sepuluh kecenderungan yang terjadi. Salah satu diantaranya adalah “boom ekonomi dunia” atau yang terkenal dengan istilah “globalisasi ekonomi”.
Globalisasi itu sendiri berarti ‘ banyak jawaban yang dapat diberikan’. Namun, yang paling penting dan perlu dihadapi adalah adanya kelompok-kelompok ekonomi diberbagai kawasan dunia. Kelompok ini masing-maing memiliki anggota dan mempunyai tujuan, tetapi semua bermuara pada satu titik, yaitu bagaimana mengambil suatu manfaat secara ekonomis dari kelompok perdagangan yang ada.
Saat ini, mustahil bagi suatu negara untuk tidak terlibat dalam ekonomi internasional dan ini sangat terasa bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Untuk itu, ketangguhan ekonomi dalam negara ini menjadi syarat mutlak dalam menghadapi situasi internasional.

Sumber: Layanan Prima

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: DIMENSI KUALITAS PRODUK


Bagian dari kualitas produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini.

1.Produk Berupa Barang
Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz, untuk menentukan dimensi kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini.
a.Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
b.Features , yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
d.Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteritik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
e.Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
f.Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
g.Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadidan refleksi dari preferensi individual.
h.Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.

2.Produk Berupa Jasa/ Service
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
a.Realibility, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b.Responsivenss, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan/ pasien.
c.Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan, kertampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaakan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :
Kompetensi ( Competence ), artinya ketrampilan dan pengetahuann yang dimiliki
oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
Kesopanan ( Courtesy, yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan.
Kredibilitas ( Credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
d.Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
 Akses (Access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
 Komunikasi ( Comunication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
 Pemahaman pada Pelanggan ( Understanding the Customer ), meliputi usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
e.Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan Front Office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

Sumber: Husein Umar (2000)

Jumat, 16 Mei 2008

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Model Sikap dan Perilaku Konsumen



Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku komsumen dapat dilakukan dengan model multiatribut. Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap multiatribut Fishbein. Model sikap Fish bein ini berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor petama, keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol dari obyek. Faktor kedua, adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut khas, biasanya diketahui dalam bentuk pertanyaan, misalnya, seberapa setuju bahwa obyek X memiliki atribut Y. faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut itu.

Salah satu model sikap dan perilakukonsumen adalah model Fishbein. Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga mode Fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu kompenen sikap dan komponen norma subyektif yang penjelasannya disajikan berikut ini :

a.Komponen sikap
Kompenen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindaka apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

b.Komponen norma subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan antara nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normatif mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Sedangkan motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Rabu, 07 Mei 2008

Judul Skripsi Ekonomi Manajemen: Jangkauan Pemasaran

.
Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ketangan konsumen, sehingga ruang lingkuo kegiatan yang luas itu disederhanakan menjadi 4 (empat) kebijaksanaan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P dalam pemasaran yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Masing-masing penjelasannya dipaparkan sebagai berukit ini.

1.Kebijakan Produk
Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga jasa atau layanan. Produk dapat dibeda-bedakan atau diklasifikasikan kedalam beberapa macam. Misalnya, barang. Ia dapat dibedakan menjadi barang konsumsi, yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi dan barang industri, yaitu barang yang dibeli untuk diolah kembali.
Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Untuk produk barang , misalnya dalam bentuk seperti mutu, cirri dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, cirri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produksi pesaing, sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi, produk barang tidak hanya penampilan yang diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia merupakan produk simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
2.Kebijakan Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi perusahaan. Namun, banyak perusahaan yang tidak menangani harga dengan baik. Keputusan-keputusan memngenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Dalam hal faktor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran, misalnya sasaran adalah untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan mutu produk. Keputusan harga disesuaikan dengan strategi “marketing mix”-nya, dimana manajemen harus mempertimbangkan “marketing mix” sebagai satu keseluruhan. Jika produk diposisikan atas dasar faktor-faktor bukan harga, maka keputusan-keputusan mengenai mutu, promosi dan distribusi akan mempengaruhi harga, tetapi sebaliknya, jika harga merupakan sebuah faktor dalam penentuan posisi, maka harga akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan mengenai unsur-unsur “marketing mix” lainnya. Dalam kebanyakan kasus, perusahaan akan mempertimbangkan semua keputusan “marketing mix” secara bersama-sama saat mengembangkan program pemasarannya. Keputusan harga didasarkan pada pertimbangan organisasi, pada perusahaan kecil sering terjadi bahwa manajemen puncak yang menetapkan harga sedangkan pada perusahaan besar sering diserahkan pada manajer divisi. Dalam industri dimana penetapan harga merupakan faktor kunci, misalnya PT. IPTN dan PT. PAL yang masing-masing memproduksi pesawat terbang dan kapal laut, biasanya perusahaan membentuk sebuah tim yang bertugas untuk menetapkan harga pokok. Dalam hal faktor eksternal, dapat dijelaskan sebagai berikut : pasar dan permintaan konsumen merupakan plafon harga (harga tertinggi). Konsumen akan membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat yang dimilikinya. Oleh karenanya sebelum menetapkan harga, harus dipahami dulu hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa tersebut baik untuk jenis pasar yang berbeda maupun persepsi konsumennya, lalu dianalisis dengan metode-metode yang sesuai. Harga dan tawaran pesaing perlu diketahui untuk menentukan harga serta reaksi mereka setelah keputusan harga diberlakukan. Faktor-faktor eksternal lainnya yaitu kondisi ekonomi seperti tingkat inflasi, biaya bunga, resesi, “booming” dan keputusan-keputusan pemerintah dapat mempengaruhi keefektifan strategi penetapan harga.
3.Kebijakan Distribusi
Sebagian besar produsen menggunakan perantra pemasarn untuk memasarkan produk. Khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang salin tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
Saluran distribusi ini membentuk tingkatan saluran untuk menentukan panjangnya saluran distribusi. Saluran tingkat 0, tidak mempunyai perantara, jadi langsungdari produsen ke konsumen. Saluran tingkat 1, mempunyai satu tingkat pedagang perantara, seperti pengecer. Saluran tingkat 2, mempunyai dua tingkat pedagang perantara, misalnya grosir lalu ke pengecer dan yang terakhir yaitu saluran tingkat 3, saluran ini mempunyai tiga tingkat pedagang perantara, seperti “jobber “ yang berada diantara grosir dan pengecer.
Dalam hal kebijakan distribusi, desain saluran perlu ditetapkan. Didalam mendesain suatu sistem saluran memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-kendala saluran, pengidentifikasian alternative-alternatif saluran yang utama serta mengevaluasinya. Selanjutnya, perlu ditetapkan sasaran dan kendala saluran. Aetelah perusahaan menetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh salurannya, selanjutnya ia harus mengidentifikasi alternative-alternatif utama salurannya yang berhubungan dengan jenis perantara, jumlah perantara dan tanggung jawab anggota saluran. Jenis perantara : maksudnya mencari jenis perantara yang sesuai dengan produk untuk dapat menjual atau mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara :maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya pedagang perantara dari tiap tingkat yan menurutnya paling efektif. Tanggung jawab anggota saluran : maksudnya produsen dan perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan tanggung jawab masing-masing anggota saluran, misalnya mengenai harga, hak wilayah dan layanan khusus. Setelah mengidentifikasi beberapa alternatif saluran dan akan memilih salah satunya, perusahaan harus mengevaluasi berdasarkan criteria ekonomi, pengendalian dan adaptif. Kriteria ekonomi : maksudnya memilih alternative berdasarkan keuntungan bersih yang dihasilkan setelah mengurangi pendapatan penjualan yang dilakukan oleh saluran dengan semua biaya yang dikeluarkan. Kriteria pengendalian : maksudnya pemilihan saluran yang problem pengendalian menjadi hal yang utama. Mungkin perusahaan memilih pedagang perantara yanag lebih mudah dikendalikan. Kriteria adaptif : maksudnya perusahaan dapat menyalurkan produknya ke saluran-saluran itu dalam waktu yang berjangka lama atau berjangka pendek.
4. Kebijakan promosi
Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai produk, harga produk dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran Promosi (Promotion-Mix) yang terdiri dari 4 (empat) komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations) dan penjualan perorangan (personal selling). Periklanan : merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Promosi penjualan : adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dimana pembelian diharapkan sekarang juga. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan ini seperti misalnya pemberin kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain. Hubungan masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang baik dengan public perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu “citra perusahaan” yang baik, menangani atau melenyapkan suatu desas-desus, ceritera, dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau PR merupakan sebuah konsep yang menggunakan banyak sarana seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying dan penyuluhan. Penjualan perorangan: manajeman armada-penjual (para wiraniaga) adalah analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian atas kegiatan para wiraniaga. Didalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada penjual: merekrut, menyeleksi, melatih, mensupervisi serta mengevaluasi armada penjual perusahaan. Pada bagian ini ada dua hal penting yang perlu dijelaskan, yaitu mengenai langkah-langkah proses penjualan perorangan serta menilai kinerja para wiraniaganya.

Metode Analisa Data: Paradigma Penelitian Kualitatif



Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. mopdel tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau prposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian .
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungan) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Kuhn (1962) dalam ‘ The Structure of Scientific Revolutions’ mendefinisikan ‘paradigma ilmiah’ sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh-contoh termasuk hukum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama-sama yang menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang koheren dari penel;itian ilmiah. Penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.
Berdasarkan definisi Kuhn tersebut, Harmon (1970) mendefinisikan ‘ paradigma’ sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus secara realitas.
Baker (1992) dalam ‘Paradigms: The Business of Discovering The Future’, mendefinisikan paradigma sebagai ‘sperangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal: (1) hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas; dan (2) hal itu menceritakan kepada anda bagaimana seharusnya melakukan sesuatu didalam batas-batas itu agar bisa berhasil.
Capra (1996) mendefinisikan paradigma sebagai ‘ konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya’.
Pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstruksi realitas. Petama, ada realitas yang ditelaah, dan hal itu ditelaah melalui realitas subyektif tentang pengertian-pengertian kita.
Kedua, paradigma sebagai pandangan dunia seseorang tersebut, membangun realitas yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari realitas obyektif dan membimbing interpretasi seseorang pada struktur yang mungkin dan berfungsi pada kedua realitas yang tampak mauoun yang tidak tampak. Hal itu dapat dilihat pada gambar diatas.
Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma keilmuan, namun untuk memudahkan penulis menerjemahkannya secara harfiah sebagai paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm atau paradigma alamiah. Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme sedangkan paradigma alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis sebagai yang telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya.
Riwayat singkat kedua paradigma tersebut dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (1975:2) yang dapat diikuti dalam uraian berikut. Positivisme berakar pada pandangan teoretisi August Comte dan Emile Durkheim pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. para positivis mencari fakta dan penyebab fenomena sosial, dan kurang mempertimbangkan keadaan subyektif individu. Dirkheim menyarankan kepada para ahli ilmu pengetahuan sosial untuk mempertimbangkan fakta sosial atau fenomena sosial sebagai sesuatu yang memberikan pengaruh dari luar atau memaksakan pengaruh tertentu terhadap perilaku manusia.

Minggu, 27 Januari 2008

TIPS DAN TRIK MENULIS SKRIPSI

Skripsi/tesis/disertasi merupakan upaya untuk menuangkan ide tentang masalah berkaitan dengan ilmu yang anda pelajari dalam sebuah karya penulisan. Jadi penilaian dosen pembimbing umumnya berkisar antara ide, proses, tulisan dan cara membawakan ide serta tulisan baik ketika seminar maupun ujian akhir.
1 Menentukan judul sesuai dengan kemampuan
Judul disini bisa diartikan sebagai ide yang mendasari seluruh penulisan skripsi yang anda buat. Ini penting karena umumnya mahasiswa yang saya temui ketika melakukan konsultasi skripsi menemui hambatan karena ketidakmampuan memprediksi sejauh mana kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut tidak hanya sumber daya manusianya atau istilah kasarnya kemampuan akademis namun juga kemampuan financial serta waktu. Kemampuan tersebut bisa juga dipengaruhi oleh adanya faktor lain misalkan referensi, alat penunjang dan lain sebagainya. Tidak usah termakan omongan orang bahwa judul anda dianggap gampangan karena belum tentu judul yang gampangan tersebut didalam analisisnya juga gampangan. Hal paling penting ya itu tadi ide, proses cara penulisan, dan cara anda membawakan dalam seminar serta ujian akhir. Banyak judul yang kelihatannya susah namun karena keterbatasan mahasiswa sendiri akhirnya berhenti di tengah jalan atau analisisnya ngawur.
2 Banyak membaca referensi
Selain untuk penyusunan, referensi juga diperlukan bagi anda untuk membangun argumen. Hal ini pula yang mendasari point pertama tentang bagaimana referensi bisa mempengaruhi judul, menentukan kerangka teori/tinjauan pustaka, analisis data serta pembahasan. Semakin banyak referensi yang anda baca maka semakin mudah anda menyusun skripsi. Referensi tidak hanya terbatas pada buku namun juga penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya bahkan koran, majalah atau melalui internet bisa menjadi alternatif anda mendapatkan referensi.
3 Ketepatan penyusunan isi sesuai dengan bagian-bagian dalam skripsi.
Ketidaktepatan penyusunan merupakan salah satu contoh kesalahan yang jamak dilakukan oleh mahasiswa ketika menulis skripsi. Ini didasari oleh kebingungan mahasiswa terhadap apa yang harus disajikan di tiap bagian

skripsi. Meskipun dari masing-masing universitas atau fakultas menyediakan buku tuntunan, namun masih banyak saya jumpai kesulitan mahasiswa untuk melakukan penyusunan skripsi ketika melakukan konsultasi. Misal dalam bagian latar belakang masalah maka mahasiswa tidak mengetahui bahwa yang disajikan dalam bagian tersebut adalah apa yang mendasari hingga munculnya masalah/ide yang anda akan angkat. Atau dalam rumusan masalah maka merupakan pertanyaan mendasar dari keseluruhan skripsi. Ini merupakan penjelasan-penjelasan dari setiap bagian skripsi dari pengalaman saya ketika melakukan konsultasi (sementara untuk format penyusunan disesuaikan dengan masing-masing fakultas dan universitas):
- Judul merupakan gambaran tentang ide yang anda akan tuangkan dalam skripsi.
- Latar belakang masalah berisikan tentang apa yang mendasari anda sehingga mengangkat ide tersebut
- Rumusan masalah merupakan pertanyaan tentang ide yang anda angkat dalam skripsi.
- Kerangka teori/tinjauan pustaka merupakan penjelasan mengenai definisi, aspek, dimensi, serta indikasi tentang variabel yang anda gunakan
- Metode penelitian merupakan alat yang digunakan untuk menjelaskan membantu bagaimana hubungan antar variabel.
- Analisa data merupakan penjelasan mengenai penyajian data beserta hasil hubungan tersebut. Apakah sesuai dengan hipotesa atau justru ditolak. Penolakan atau penerimaan tersebut kemudian dikaji dari kerangka teori atau tinjauan pustaka
- Kesimpulan berisikan jawaban akhir dari rumusan masalah
Selain ketepatan apa yang anda akan tulis pada setiap bagian, maka ketidaktepatan alat analisa, saya juga sering jumpai ketika melakukan konsultasi. Alat analisa atau disebut juga dengan metode analisis data, dimana digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sementara dari hubungan variabel ini akan menunjukkan hipotesa anda, apakah diterima atau ditolak. Misalkan hubungan antar variabel dalam penelitian anda apakah diuji dalam penelitian kuantitaif atau kualitatif. Kemudian berbentuk pengaruh atau hubungan. Ini perlu didefinisikan dengan jelas sehingga hipotesa anda akan terjawab.
2 Membangun mood untuk mengerjakan skripsi
Buat jadwal yang memuat target anda untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dan patuhi. Ingat bahwa penilaian dosen juga tergantung kedisiplinan anda dalam proses untuk menyusun skripsi. Banyak cara bisa anda lakukan namun saya umumnya menyarankan mahasiswa untuk “curhat” dengan teman yang sama-sama sedang melakukan penulisan skripsi.
3 Menghadapi Dosen Pembimbing
Masing-masing dosen pembimbing mempunyai karateristik. Karateristik dosen ini akan antara lain akan mempengaruhi bagaimana bentuk penulisan. Mungkin saja yang anda tulis ketika menyusun skripsi ternyata bagi dosen dianggap tidak sesuai karena cara penulisan anda berbeda dengan apa yang dipahami oleh dosen. Atau dosen berkeinginan konsultasi hanya dilakukan pada jam serta waktu tertentu karena kesibukan.
Tidak ada dosen yang “susah”, killer, dsb karena yang ada adalah anda belum memahami karakter si dosen.


Sabtu, 12 Januari 2008

JUDUL SKRIPSI HUBUNGAN INTERNASIONAL : TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL MARXIS

Pendahuluan : Relevansi Paham Marxis
Akhir perang dingin yang ditandai dengan runtuhnya pertain komunis yang memerintah Rusia dan Eropa timur sekaligus merupakan kemenangan bagi kaum kapitalis penganut pasar bebas. Saat itu banyak pihak yang beranggapan bahwa peristiwa tersebut juga menunjukkan kegagalan teori Marx. Sedangkan partai-partai komunis yang masih bertahan seperti di China, Vietnam, dan Kuba tidak dapat diperhitungkan sebagai ancaman bagi hemegony kapitalisme global. Bahkan negara-negara yang masih menganut paham komunis ini dipaksa untuk menerima logika ”pasar” di negaranya yang disusung kaum kapitalis. Lebih parah lagi di Korea utara di mana kekuasaan ekonomi dan politik berada di bawah kendali negara justru rakyatnya mengalami kelaparan. Hal ini seolah mempertegas bahwa paham komunis tidak lagi dapat dijadikan sebagai suatu alternative.

Namun sepuluh tahun setelah perang dingin usai, paham Marxis mengalami pembaharuan. Setidaknya ada dua alasan mengapa hal ini terjadi: Pertama, setelah runtuhnya Uni Soviet yang merupakan pukulan telak bagi para penganut Marx, para pemikir Marxis banyak melakukan kritik dan pembaharuan terhadap teori Marx. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu pemikiran baru yang lebih realistis daripada utopia Karl Marx mengenai tatanan masyarakat yang ideal. Kedua, barang kali justru yang paling penting, Teori Sosial Marx sebenarnya memiliki kekuatan dalam hal analisis krisisnya. Para penganut kapitalisme ortodox beranggapan bahwa pasar akan bergerak menuju keseimbangan dan kestabilan, namun pada prakteknya hal itu tidak pernah terjadi. Kejatuhan pasar saham pada tahun 1987 dan krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1990an menunjukkan bahwa paham kapitalis pun masih rentan terhadap gangguan. Menurut Marx gangguan-gangguan tersebut justru merupakan bagian yang inheren dengan sistem itu sendiri.
Secara utuh mungkin paham Marx akan sangat sukar untuk bangkit kembali, namun banyak konsep-konsepnya yang masih sangat relevan untuk digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi khususnya dalam politik internasional. Menurut Marxis, untuk memahami politik dunia terlebih dahulu harus memahami proses-proses yang terjadi di dalam kapitalisme dunia. Bahkan lebih jaum Marxis berpendapat bahwa efek dari kapitalisme global akan menyebabkan si kaya semakin kaya atas sumbangan dan hasil kerja kaum miskin dan pekerja. Menurut UNDP pada laporannya tahun 1996, kekayaan 358 orang milyuner dunia sama dengan income seluruh penduduk paling miskin dunia yang berjumlah 45% dari populasi penduduk dunia. Dalam bahasa Marx “Akumulasi kekayaan di salah satu titik pada saat yang sama merupakan akumulasi kesengsaraaan di sisi lainnya”.
Elemen-elemen Esensial dari Teori Politik Dunia Kaum Marxis
Pemikiran-pemikiran Marx sangatlah banyak dan seringkali berubah seiring waktu. Hal ini menyebabkan banyak pnerus pemikirannya yang memiliki penafsiran yang berbeda-beda bahkan kontradiktif. Banyak pemikir yang mengklaim idenya dikembangkan secara langsung dari ajaran Marx. Dalam hal teori politik dunia setidaknya ada empat aliran utama yang masing-masing memiliki elemen-elemen esensial tersendiri yang memiliki pengaruh tersendiri terhadap sistem politik dunia. Keempat aliaran tersebut adalah teori sistem dunia, paham Gramci, teori kritis, dan Marxisme baru.
Keempat aliran teori tersebut berpendapat bahwa sistem sosial dunia hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan. Dalam mempelajari sistem sosial dunia sebagai suatu kesatuan, bagi golongan ini pembagian dalam beberapa bidang disiplin ilmu yaitu sejarah, filsafat, ekonomi, ilmu politik, sosiologi dan hubungan internasional justru tidak mendatangkan suatu manfaat karena satu disiplin ilmu saja tidak akan dapat memahami fenomena yang ada tanpa sudut pandang lainnya. Sistem sosial dunia harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dalam ”Magnum Opus” volume satu, Karl Marx menyatakan bahwa, untuk memahami sistem sosial dunia maka secara metodologi dapat dimulai dari hubungan sosial yang paling sederhana kemudian menigkat pada sistem hubungan sosial yang lebih komples dan begitu seterusnya. Namun kebutuhan untuk melakukan operasionalisasi terhadap konsep sistem politik dunia yang total menuntut para ahli teori Marxis untuk malampaui batasan yang merupakan karakteristik disiplin ilmu pengetahuan sosial kontemporer dan membuat suatu pemahaman yang sesuai mengenai dinamika politik dunia.
Elemen pemikiran Marxis lain dalam konteks ini adalah konsep sejarah materialis yang menyatakan bahwa perubahan sejarah yang terjadi tidak lain adalah refleksi dari perkembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu perekonomian merupakan motor penggerak bagi perubahan atau perkmbangan masyarakat. Dinamika utama dalam konsep ini adalah hubungan yang terjadi antara tata cara dan sumberdaya produksi (tekhnologi, buruh, dan peralatan) serta relasi organisasi produksi (struktur organisasi, relasi dengan pemerintah, masyarakat). Secara bersama-sama kedua hal ini membentuk dasar bagi perekonomian suatu masyarakat. Seiring dengan tata cara produksi yang berkembang, sebagai contoh dengan adanya kemajuan teknologi, maka akan ada penyesuaian baru terhadap relasi produksi yang selama ini berlaku. Hal ini akan mendorong pada perubahan dasar ekonomi masyarakat dan perubahan sosial. Perubahan dasar perekonomian rakyat akan mengarah pada perubahan peraturan dan superstruktur politik.


Dasar Superstruktur



Kelas memainkan peran utama dalam analisis Marxis. Sebaliknya kaum liberal berpendapat bahwa terdapat hubungan sosial yang harmonis antar berbagai kelompok sosial,Marxis berpendapat bahwa masyarakat terbagi dalam konflik antar kelas. Dalam Comunist Manifesto Marx dan Engel mengatakan bahwa sejarah masyarakat selalu diwarnai dengan konflik antar kelas contohnya seperti borjuis dan proletar. Bagi Marx politik dunia tidak untuk diintepretasikan saja namun untuk dirubah. Marx sangat memperhatikan faktor-faktor pendorong emansipasi. Perhatian Marx ini bukan merupakan suatu jastifikasi terhadap suatu fenomena sosial yang dapat menjadi suatu kepercayaan jangka panjang atau dogma. Namun Marx berpendapat bahwa setiap argumen

Jumat, 11 Januari 2008

JUDUL SKRIPSI HUKUM: PROSPEK KEISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAHULUAN
Yogyakarta sebagai salah satu bagian tak terpisahkan dengan Indonesia pada awalnya memang berdiri sebagai sebuah negara kerajaan yang mengacu pada sistim kekuasaan absolut. Akan tetapi sistim monarkhi absolut itu justru diubah sendiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi sistim aristokrat demokrasi (demokrasi elitis), yaitu perpaduan model demokrasi musyawarah mufakat dengan tetap mengacu dan menghormati hak – hak asal usul daerah yang terdiri dari daerah Kasultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman.
Model Demokrasi Budaya ini merupakan salah satu mozaik unik dalam khasanah politik Nusantara yang dirangkum dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Indonesia adalah negara kebangsaan ”a nation state” dan bukan negara kekuasaan ”a power state” oleh karenanya founding-fathers memberikan peluang tumbuh-kembangnya budaya demokrasi model semacam ini, artinya pemaksaan pilihan langsung terhadap kepala daerah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai ranah politik dan budaya merupakan suatu hal yang sangat tidak demokratis.
Memahami pemikiran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagaimana tertuang dalam amanat Tahta Untuk Rakyat, tersirat kehendak tetap lestarinya masa depan Kasultanan Yogyakarta sebagaimana telah berjalan ratusan tahun masa silam, oleh karena itu dibalik Maklumat 5 September 1945 dan Maklumat

30 Oktober 1945 seolah – olah mengisyaratkan demokrasi budaya sebagai pilihan, karena:
1. Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman harus tetap eksis dalam menjaga tradisi dan peradaban budaya bangsa demi tetap tegaknya Indonesia
2. Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman harus mampu melahirkan penerus dinasti yang kualitatif dan memenuhi syarat sebagai gubernur dan wakil gubernur karena akan menjadi sumber reqruitment dalam demokrasi budaya.
3. Masyarakat melalui DPRD dan Pemerintah Pusat melalui Presiden harus mampu menetapkan sosok seorang gubernur dan wakil gubernur yang identik dengan kedudukan sebagai Sultan dan seorang Adipati.
4. Ada keinginan untuk menjaga kedua institusi secara seimbang (balance), baik institusi budaya (kraton) maupun institusi politik (pem-prop) dalam satu eksistensi.
Berdasarkan hal diatas maka Rancangan Keistimewaan Yogyakarta meliputi tiga hal yaitu istimewa dalam hal pemerintahan (pasal 17), bidang pertanahan (pasal 10), dan bidang budaya (pasal 6 dan 7). Khusus menilik mengenai bidang pemerintahan maka perlu dicermati pula bahwa bagaimana suksesi seorang raja maupun seorang adipati yang juga menjadi kepala pemerintahan di Yogyakarta selalu ditunjuk secara langsung oleh raja maupun adipati yang berkuasa saat itu. Hal ini sesuai dengan sistim pemerintahan monarkhi absolut yang dianut Yogya bahwa seorang raja memiliki otoritas penuh untuk menentukan siapa penggantinya.
Hal ini harus diperhatikan bahwa jika RUUK tersebut benar-benar diimplemantasikan, Yogyakarta akan kembali pada masyarakat Jawa tradisional yang menempatkan keraton sebagai pusat dari segala-galanya. Satu hal harus disadari adalah Yogyakarta telah mengalami perubahan demikian pesat. Masyarakat Yogyakarta hari ini tentu tidak lagi dapat dilihat sebagai satu kesatuan homogen yang masih memegang kuat tradisi dan nilai-nilai masyarakat Jawa masa lalu. Berbagai suku di Indonesia, mungkin juga dunia hari ini bermukim di Yogyakarta. Mereka hidup dan menghidupi Yogyakarta dengan cara dan nilai yang dipegangnya masing-masing. Dengan demikian sulit juga untuk mengatakan siapa sebenarnya yang sekarang ini dapat disebut sebagai aseli wong Yogya.
Pluralisme demikian selain sebagai sebuah kekayaan, apabila tidak dikelola dengan baik dia dapat menjadi potensi konflik yang mengancam. Tingkat persaingan hidup yang semakin ketat pasti akan memunculkan perlombaan dalam merebut akses ekonomi politik yang ada. Hal tersebut apabila tidak segera diantisipasi melalui perangkat perundangan yang benar-benar adil, tidak menutup kemungkinan akan memunculkan segregasi sosial dalam bentuk kemiskinan, ketimpangan sosial, maraknya kriminalisme dan premanisme dan lain sebagainya yang menjadi ancaman kohesi sosial masyarakat Yogyakarta.
Untuk itulah RUUK seharusnya dapat ditinjau dengan seksama apakah akan menjawap perubahan yang sekarang terjadi di Yogyakarta dan mendatangkan lebih banyak kesehjateraan bagi masyarakatnya ataukah hanya menjadi penegak bagi hegemoni kekuasaan keraton saja yang mengatasnamakan nilai historis dan kultural. Jika piliha terakhir yang diambil maka terjadilah sebuah akumulasi atau proses demokratisasi dengan pendekatan politik demi menyelamatkan kepentingan budaya dimasa yang akan datang.

Landasan Historis dan Kultural Keistimewaaan Yogyakarta
Harus diakui bahwa sebagian masyarakat Yogyakarta sendiri kurang mengetahui mengapa DIY memiliki hak-hak khusus yang membedakannya dengan propinsi lain di Indonesia. Pandangan ini pada akhirnya akan menggugat eksistensi DIY, atau dengan kata lain, hak-hak asal usul yang dimiliki oleh DIY akan hilang, sementara UUD 1945 secara eksplisit justru mengakui dan menjamin keberlangsungan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa.
Oleh karena itu seharusnya orang Yogyakarta sendiri harus diingatkan pada makna dan latar belakang historis. Memang patut dimaklumi, keberadaan DIY yang merupakan bagian integral dari NKRI sering mengundang kecemburuan daerah-daerah di sekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya hak-hak istimewa yang dimiliki DIY seperti dalam hal pengangkatan Kepala Daerah, bidang pertanahan, dan sebagainya. Dalam berbagai bidang tadi, terdapat kesan seolah-olah DIY memiliki legitimasi untuk “berbeda”. Pada dasarnya, terbentuknya Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan oleh dua faktor pokok, yaitu hak asal-usul dan susunan asli, serta peran historis dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Mengenai hal asal-usul dan susunan asli ini, pasal 18 UUD 1945 secara tegas menyebutkan sebagai berikut : "..... dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa". Ini berarti bahwa UUD 1945 mengakui kenyataan historis bahwa sebelum proklamasi kemerdekaan, di Indonesia sudah terdapat daerah-daerah Swapraja yang memiliki berbagai hak dan wewenang dalam penyelenggaraan berbagai urusan di daerahnya.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal 18 disebutkan bahwa : “Oleh karena Negara Indonesia itu adalah eenheidstaat, maka Indonesia tak mempunyai daerah dalam lingkungannya yang bersifat staat juga … Dalam teritoir Negara Indonesia terdapat 250 Zelfbestuurende-landschappen … daerah-daerah itu mempunyai susunan yang asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Berdasarkan ketentuan itu, secara teoritis dalam Daerah Istimewa terdapat dua macam hak, yaitu hak yang telah dimiliki sejak semula (hak yang bersifat autochtoon) atau hak yang telah dimiliki sejak sebelum daerah itu merupakan bagian dari Negara Indonesia, dan hak yang dimiliki berdasarkan pemberian pemerintah. Perwujudan dari hak-hak asal-usul atau yang bersifat autochtoon itu bisa bermacam-macam. Hak itu dapat berupa